
"Alhamdulillah, terima kasih," ujar salah seorang saudaranya.
"Lhah, Kamu berangkat ndak, Run?" tanya saudara yang lain.
Nasirun, sang pelukis yang tinggal di Jogjakarta itu celingukan, memandang satu per satu saudaranya. Tidak menjawab, eh, Nasirun malah ngeloyor sambil ngekek.
Tapi istri Nasirun menimpali, berusaha menjawab pertanyaan yang ditujukan pada suaminya itu, "Kang Nasirun tidak berangkat. Dia takut tobat." (Hamzah Sahal)